BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia sekarang ini berjalan
sangat cepat dan maju, terutama dalam perkembangan perindustrian di bidang
otomotif. Indonesia sebagai bangsa yang memiliki penduduk yang banyak dipandang
sebagai lahan yang strategis dalam penjualan kendaraan bermotor dan ini juga
berpengaruh positif terhadap industri/perusahaan perakitan dan perbaikan.
PT.
Mitra Pinasthika Mustika Rent (MPM RENT) sebagai perusahaan di Indonesia yang
bergerak dalam bidang penjualan kendaraan, rental dan perbaikan kendaraan,
tentunya memiliki pengalaman yang cukup dalam mengembangkan kualitas dan
teknologi perbaikan kendaraan bermotor. Dari setiap kendaraan pasti memilki
kendala atau problem keluhan terhadap kendaraannya seperti pada : mesin,
suspensi, rem, AC, steering, roda, dll.
Diangkat dari permasalahan tersebut, penulis
menarik permasalahan tentang,
“ANALISA DAN PERAWATAN PADA MESIN DIESEL
MOBIL TOYOTA FORTUNER”.
1.2
Pembahasan Pokok
Pada Motor Bakar
Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan
Bakar. Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam
tangki hingga masuk ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang
jalur aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada.
Pada Sistem bahan
bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang menunjang
kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka
dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing
komponen sistem bahan bakar motor diesel tadi.
1.3
Tujuan
Berdasarkan materi Sistem Bahan Bakar Motor
Diesel tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan praktikum pembongkaran dan
pemasangan pompa pengalir, pompa injeksi tipe inline dan turbocharge adalah:
1. Mengetahui cara
kerja dan komponen pada pompa pengalir pada sistem bahan bakar mesin
diesel
2. Mengetahui cara
kerja dan komponen pada pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan bakar
mesin diesel
3. Mengetahui cara
kerja dan komponen pada turbocharge yang terdapat pada sistem bahan bakar
mesin diesel
1.4
Tujuan
Kerja Praktek
Kerja Praktek (KP) dilaksanakan
dengan tujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan secara profesional dalam
menyelesaikan masalah-masalah bidang mesin yang ada dalam dunia kerja selain
itu mahasiswa dapat mengetahui aplikasi teknik mesin di dunia industri, dengan
bekal ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.
1.5
Sasaran Kerja praktek
Kerja Praktek diarahkan pada organisasi/instansi/perusahaan yang bergerak
di bidang teknik mesin baik itu proses produksi, permesinan, perawatan maupun
aplikasi komputer yang berkaitan dengan bidang teknik mesin. Sehingga mahasiswa
dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang aplikasi teknik mesin.
1.6
Rumusan
Masalah
Dengan pertimbangan latar belakang yang telah
dijelaskan diatas, ada beberapa masalah yang dapat di rumuskan dan akan di
bahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara
kerja pompa pengalir pada sistem bahan bakar mesin diesel ?
2. Bagaimana cara
kerja pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan bakar mesin diesel?
3. Bagaimana cara
kerja dari turbocharge yang terdapat pada sistem bahan bakar mesin diesel?
1.7
Pembatasan
Masalah
Dalam perencanaan laporan kerja
praktek ini, penulis hanya akan membahas sesuai dengan topik laporan nyata di
lapangan, yakni Sistem Bahan Bakar Diesel untuk Teknik kendaraan ringan (TKR).
Dimana dalam penyusunan laporan ini penulis akan menerapkan hasil yang didapat
dari lapangan dan buku panduan untuk mengatahui Sistem Bahan Bakar Diesel.
Mengacu pada
permasalahan yang ada, maka diperlukan adanya batasan masalah dalam
pembahasannya, yaitu:
1. Tentang motor diesel beserta system
bahan bakar motor diesel.
1.8
Manfaat
Di dalam kegiatan praktek motor bakar diesel
yang bisa kami dapatkan adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui tantang system kerja bahan bakar motor diesel.
2. Mengetahui
perbedaan motor diesel dengan motor bensin.
1.9
Lingkup
Kerja Praktek
Lingkup Kerja Praktek dapat berupa :
1. Proses produksi (permesinan manual/CNC, pengecoran,
pengelasan dan lain-lain)
2. Perawatan mesin-mesin produksi atau otomotif
3. Desain dan simulasi dengan bantuan perangkat lunak
(CAD/CAM/CAE).
Dalam penentuan lingkup,
skala dan kedalaman materi Kerja Praktek, perlu diperhatikan faktor kontribusi
pada bidang ilmu dan ketepatan waktu.
1.10 Waktu
dan Tempat Pelaksaan Kerja Praktek
Waktu / tanggal : 11 November 2013 s.d. 15 Februari 2014
Tempat : PT. Mitra Pinasthika Mustika Rent
(MPM RENT)
Sunburts, CBD Lot II No. 10 JL. Kapten Soebijanto
Djojohadikusumo BSD City Tangerang 15322, Indonesia.
1.11 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek
1. Pengenalan
Perusahaan
Waktu
pelaksanaan : Minggu I
Pengenalan perusahaan terdiri dari tata letak bengkel,
pengenalan sejarah perusahaan, pengenalan visi dan misi perusahaan, pengenalan
struktur organisasi perusahaan, dan pengenalan proses – proses yang ada di
perusahaan.
2. Kerja Praktek Lapangan ( Tugas Khusus dari
Perusahaan )
Waktu
pelaksanaan : Minggu II - VII
Pada tahap ini, mahasiswa melaksanakan kerja praktek
dengan cara mengerjakan tugas khusus yang diberikan oleh perusahaan sesuai
dengan bidang ilmu yang sesuai.
3. Pembuatan Laporan
Waktu
pelaksanaan : Minggu XII
Mahasiswa menyusun laporan kerja praktek sebagai bukti
pertanggung jawaban terhadap segala tugas yang diberikan oleh perusahaan.
1.2 Kerangka Dan Sistematika Laporan Praktek
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang maksud dan tujuan serta
hubungan antara bagian-bagaian yang terpenting dalam penulisan laporan ini,
penulis mengemukakan sistematika laporan sebagai berikut :
1. Bagian
persiapan
a. Halaman
Judul
b. Halaman
pengesahan oleh pihak kampus
c. Halaman
pengesehan oleh pihak perusahaan
d. Kata
pengantar
e. Daftar
isi
f. Daftar gambar (jika ada)
g. Daftar
grafik (jika ada)
h. Daftar
table (jika ada)
i. Daftar lampiran (jika ada)
2. Pendahuluan
Pada bab ini
membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat perancangan yang diperoleh,
batasan masalah, serta sistematika penulisan dalam rancangan ini.
a. Uraian
tentang latar belakang pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakterin)
b. Uraian
tentang tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Indsutri (Prakterin)
c. Kerangka
laporan
3. Uraian
a. Umum
1) Sejarah singkat
perusahaan
2) Struktur
organisasi perusahaan
3) Kepegawaian
b. Khusus (salah satu job atau pekerjaan di lapangan yang dibahas
secara mendetail)
1) Uraian teori
2) Uraian
persiapan kerja
3) Gambar
kerja (jika ada)
4) Uraian proses kerja
5) Data teknis
6) Pemeliharaan
dan perbaikan peralatan (jika ada)
7) Pengendalian
mutu (jka ada)
8) Pembahasan
9) Daftar
kegiatan kerja
4. Penutup
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari
hasil perencanaan yang dilakukan serta saran-saran yang mendukung proses
pembuatan tugas wajib proposal laporan kerja praktek.
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
5. Daftar
Pustaka
Data / bahan materi pembelajaran yang didapat dari
berbagai unsur atau buku – buka yang kemudian di tuangkan atau diterapkan dalam suatu proses rangkuman
dan pembukuan yang berbentuk makalah,
proposal dan lainnya.
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN
2.1
Sejarah perusahaan
Gambar
2.1 Gedung PT. Mitra Pinasthika Mustika Rent
PT.
MITRA PINASTHIKA MUSTIKA RENT ( MPM RENT ) adalah Auto Layanan
Bisnis: Anak perusahaan MPM, MPM Rent, bergerak di bidang jasa jangka
pendek dan sewa kendaraan jangka panjang / sewa dan layanan terkait dan
pelelangan. MPM Rent memiliki lebih dari 7.000 armada kendaraan,
2.500 Drivers, dikelola oleh lebih dari 23 outlet layanan di seluruh bangsa.
Gambar 2.2 Presiden Director Koji Shima
Bapak Koji Shima ditunjuk
sebagai Komisaris Utama Perusahaan pada tanggal 1 September 2013. Beliau
bergabung dengan MPM Finance sebagai Presiden Direktur pada tahun 2010 - 2013.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Mitra Pinasthika
Mustika Tbk. Beliau berpengalaman di bidang perdagangan international,
penjualan ritel dan investasi di keuangan selama 30 tahun baik di Amerika,
Eropa dan Asia Tenggara.
Selama dua dekade dari masa
kerja beliau bergabung di Nissho Iwai Corporation, salah satu perusahaan
perdagangan dan penanaman modal ternama di Jepang. Beliau telah mendirikan dan
mengelola beberapa usaha dngan pertumbuhan tinggi di beberapa negara termasuk
dealer terbesar BMW di Amerika Serikat, dealer Toyota-Lexus di Frankfurt,
sebuah perusahaan pembiayaan diotomotif di Indonesia dan beberapa proyek pabrik
otomotif/distribusi di negara berkembang. Bapak Shima memperoleh gelar sarjana
Hukum dari Universitas Tokyo dan sarjana Ekonomi dari Universitas Madrid.
2.2 Visi
dan Misi Perusahaan
a) Visi
Pilihan
pertama Anda untuk kebutuhan transportasi di Indonesia.
b) Misi
Memberdayakan
dan menghormati karyawan sebagai asset prioritas perusahaan untuk memberikan
pelanggan kami dengan transportasi terbaik.
2.3
Organisasi
dan Manajemen Perusahaan
Dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, maka
PT. Mitra Pinasthika Mustika Rent (MPM RENT) membentuk suatu unit-unit kerja
yang menangani bidang-bidang tertentu. Adapun bentuk struktur organisasi PT.
MPM RENT.
Gambar
2.3 Board Of Commisionirs
Agar perusahan dapat berjalan optimal, maka PT. MPM RENT
telah menetapkan uraian tugas untuk masing-masing jabatan.
Jam
kerja pekerja yang ditetapkan untuk melakukan pekerjaan yang lamanya 8
(delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam dalam seminggun atau 6 (enam)
hari kerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan perusahaan. Tempat (area)
yang berada dalam lingkungan MPM itu berupa kantor, bengkel dan lainnya yang
lazim dipergunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
Penetapan jam kerja didasarkan pada kebutuhan perusahaan
yakni :
a)
Hari Senin s/d
Jumat :
Shift Pagi :
jam 08.00 s/d 16.00 WIB
Shift Malam :
jam 15.00 s/d 24.00 WIB
b) Hari Sabtu :
jam 08.00 s/d 14.00 WIB + (2 jam)
c) Hari Minggu : jam 08.00 s/d 16.00 WIB (Paket Lembur)
d) Istirahat Senin s/d
Kamis : jam
12.00 s/d 13.00 WIB
e) Istirahat
Jumat :
jam 11.30 s/d 13.00 WIB
2.4 Kebijakan K3L (KESELAMATAN, KESEHATAN
KERJA & LINGKUNGAN)
Komitmen perusahaan PT. MPM
RENT atas kebijakan K3L antara lain :
2.4 Struktur bagan
1.
Service Manager
·
Membuat Rencana Kerja dan target bengkel untuk periode 1 tahun maupun detail
per bulan.
• Memonitor dan memvalidasi aktivitas harian & bulanan
bengkel.
• Membuat program kerja dan menjalin kerjasama yang baik
dengan pihak terkait (asuransi,
vendor ) untuk meningkatkan performa bengkel secara keseluruhan.
• Menjalin hubungan dan koordinasi yang baik.
• Menjalankan program dan ketentuan yang telah
dibuat.
• Menjalin kerjasama dengan Beres’S lain untuk pertukaran
informasi yang bersifat teknis maupun non -teknis.
• Membuat Field Technical Information Report ( FTIR ) untuk
masalah teknis.
• Memonitoring
dan menggerakan seluruh elemen bengkel agar melakukan kegiatan service sesuai
dengan SQS.
• Menjamin
seluruh fasilitas & peralatan di area pelanggan dan area bengkel tersedia
dengan lengkap dan berfungsi dengan baik.
• Melakukan koordinasi dengan staf yang ada dibengkel untuk
meningkatkan kerjasama antar bagian dibengkel.
• Komunikasi intensif dengan Pelanggan dan Beres’S lain.
• Kontrol dan koordinasi instensif dan detail proses internal
di bengkel.
• Penanganan solusi yang cepat dan tepat untuk masalah
teknis, produk dan pelayanan di bengkel.
• Membuat FTIR
• Ide dan konsep program promosi bengkel.
• Monitor warranty claim.
• Penanggung jawab SQS.
2.
Service Advisor (SA)
•
Menangani
dan memonitor proses dari reservasi hingga tindak lanjut pasca service pada
pelanggan.
•
Melakukan
proses penyambutan pelanggan, menganalisa pekerjaan, spare part’s,
membuat estimasi waktu dan biaya perbaikan pada pelanggan.
•
Memastikan
kondisi fisik kendaraan dengan melakukan pemeriksaan disekeliling area bodi dan
interior kendaraan.
•
Memberi
penjelasan kepada pelanggan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
•
Memberi
informasi terbaru kepada pelanggan dalam setiap proses pekerjaan ( Tracking )
minimal 2X setiap proses perbaikan.
•
Menjamin
kendaraan selesai dan siap pada waktu yang telah dijanjikan kepada pelanggan.
•
Melakukan
koordinasi dengan Service Relation Officer untuk proses reservasi ( service
& booking ) dan tindak lanjut pasca service terkait dengan pelayanan.
•
Melakukan
koordinasi dengan Foreman dalam hal penanganan keluhan kendaraan pelanggan.
•
Menjamin
kualitas perbaikan dan pencucian dengan baik.
•
Melakukan
interaksi dan komunikasi dengan baik dengan pelanggan untuk memasarkan jasa
yang ditawarkan bengkel, sesuai dengan ketentuan MPM Rent.
•
Sebagai
“LINI DEPAN “ bengkel untuk memberikan penjelasan secara teknis dan dapat
diterima pelanggan dengan baik untuk semua masalah teknis produk dan pelayanan
bengkel.
•
Melakukan
tindak lanjut pasca service ( Service follow-up sesuai dengan ketentuan MPM
Rent)
•
Interaksi
langsung dengan pelanggan.
•
Monitoring
proses reservasi sampai tindak lanjut pasca service.
•
Penawaran
jasa bengkel sesuai dengan aturan.
•
Rekomendasi
perbaikan.
3.
Service Relation Officer
•
Melakukan
service reminder dengan menghubungi pelanggan untuk mengingkatkan jadwal servis
berkala dan membuat reservasi mulai dari saat servis gratis hingga jadwal
perawatan berkala
•
Menjalankan
Service Retention System (SRS) untuk pelanggan dari penjualan baru (New car
sales) maupun dari pelanggan baru (Walk-in).
•
Memelihara
dan mengupdate database pelanggan dari CRO – Sales dan Service Advisor
•
Melakukan
tindak lanjut pasca servis (service follow-up) terkait dengan masalah
pelayanan, dilakukan secara random terhadap masing – masing Service Advisor
·
Membantu
Service Advisor dalam melayani pelanggan ketika Service Advisor dalam keadaan
tidak siaga dengan cara mendata pelanggan yang datang di Form Daftar Tunggu SA
•
Memberi
informasi dan melakukan koordinasi dengan Service Advisor jika dibutuhkan
perbaikan ulang / re–work atas kendaraan pelanggan
•
Mempromosikan
bengkel dengan menghubungi pelanggan pasif yaitu pelanggan yang sudah lebih
dari 6 bulan tidak datang ke BeRes S serta memberikan informasi program
promosi, paket servis, service campaign, safety recall, dan mengenalkan produk
baru kepada pelanggan melalui media surat, telepon, SMS atau e-mail
•
Membina
hubungan dengan pelanggan pada hari – hari khusus seperti hari raya, ulang
tahun, dan sebagainya untuk pelanggan yang tidak terdata pada database
pelanggan di CRO – Sales
•
Menerima
keluhan pelanggan yang diterima melalui telepon atau melalui CRO dan
menindaklanjuti ke bagian terkait hingga keluhan tersebut dapat diatasi
•
Bertanggung
jawab atas kondisi front office dan ruang tunggu secara keseluruhan dan
melakukan pemeriksaan secara rutin sebelum jam buka bengkel untuk memastikan
ruangan tersebut nyaman dan siap digunakan untuk melayani pelanggan
4. Service reminder
•
Membantu Service Advisor dalam menerima
pelanggan
•
Menjalankan
service reminder system (SRS)
•
Monitoring
& penilaian kebersihan di ruang tunggu dan pendaftaran servis
•
Menawarkan reservasi servis (Service booking)
•
Menyambut pelanggan yang complain, perbaikan
ulang (repeat job), warranty
5.
Admin Service Advisor
•
Membantu
service advisor dalam proses administrasi (pencetakan surat perintah kerja,
pencetakan estimasi, dan penutupan surat perintah kerja)
•
Menangani
kupon servis gratis
•
Membantu
service advisor dalam masalah adminstratif
6.
Admin Service
•
Membuat laporan bulanan dan mengirimkannya PT. MPM RENT
•
Menangani proses penagihan warranty claim ke
PT. MPM RENT
•
Menangani kegiatan administrasi bengkel
•
Proses rekapitulasi dan penagihan warranty
claim ke PT.
MPM RENT
•
Rekapitulasi
laporan bulanan dalam bentuk / format elektronik
•
Pekerjaan adminstratif lainnya
7.
Foreman
•
Membuat detail diagnosa dan instruksi
pekerjaan untuk menangani masalah yang ada pada kendaraan pelanggan
•
Menangani dan memonitor proses pekerjaan
kendaraan pelanggan sesuai dengan ketentuan Service Quality Standard (SQS)
•
Menganalisa dan memberikan persetujuan suku
cadang sesuai dengan perbaikan kendaraan di dalam Form Permintaan Suku Cadang
dan memberikannya ke staff suku cadang
•
Memeriksa kondisi kendaraan setelah kendaraan
selesai diperbaiki dan memastikan semua pekerjaan telah selesai dikerjakan
sesuai dengan SPK dan tidak terdapat masalah pada kendaraan pelanggan
•
Berdasarkan hasil pemeriksaan, memberikan
saran perbaikan pada pelanggan yang prosedurnya telah diatur dalam Servcie
Quality Standard (SQS)
•
Membantu Service Advisor menangani pelanggan
terkait dengan masalah teknis
•
Memimpin 1 atau lebih group atau kelompok
teknisi
•
Berkoordinasi secara continue dengan service
advisor
•
Melakukan pemeriksaan akhir kendaraan (Final
Check)
•
Test jalan pada kendaraan untuk masalah –
masalah tertentu.
8.
Teknisi
•
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat
perintah kerja dan sesuai dengan intruksi dari Foreman
•
Memasangkan fender cover standar MPM RENT
dengan ketentuan service quality standard (SQS) untuk melindungi agar kendaraan
pelanggan tidak rusak / tergores
•
Memastikan kendaraan diserahkan pada proses
berikutnya dalam keadaan bersih dan rapih serta memasukan suku cadang bekas ke
dalam kantong suku cadang
•
Berkoordinasi dengan Foreman untuk
menganalisa pekerjaan tambahan selama proses
•
Melakukan perbaikan kendaraan sesuai dengan
prosedur yang benar
9.
Body Repair
·
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat
perintah kerja dan sesuai dengan intruksi dari Foreman
·
Berkoordinasi dengan Foreman untuk
menganalisa pekerjaan tambahan selama proses
·
Melakukan perbaikan kendaraan sesuai dengan
prosedur yang benar
10.
Driver
•
Memindahkan kendaraan pelanggan ke stall
pemeriksaan awal dan memindahkan kendaraan pelanggan dari stall pemeriksaan
akhir ke area cuci kemudian ke area penyerahan kendaraan
•
Pengaturan kendaraan
•
Kasir
•
Melakukan proses tagihan servis kepada
pelanggan
•
Menerima pembayaran dari pelanggan
•
Proses pembayaran harian
•
Metode pembayaran : tunai, kredit, dan
elektronik
Gambar
2.4 Diagram Struktur Organisasi PT. MPM RENT
BAB
III
DASAR
TEORI
3.1 Sejarah
Motor Diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran
dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi
lain (seperti busi).
Gambar 3.1 Rudolf Diesel
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh
Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan
sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk
debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran
Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Gambar 3.2 Mesin Diesel
3.2 Type Mesin Diesel
1.
Direct Injection Type
Gambar 3.3 Direct Injection Type
2.
Precombustion Chamber Type
Gambar 3.4 Precombustion Chamber Type
3.
Swirl Chamber Type
Gambar 3.5 Swirl Chamber Type
3.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel
Prinsip kerja :
Mesin diesel pada mobil TOYOTA adalah mesin
diesel 4 langkah.
1.
Langkah
hisap
2.
Langkah
kompresi
3.
Langkah
usaha (pembakaran)
4.
Langkah
buang
Gambar 3.6 Principle Of 4-Stroke Diesel
Engine
Tabel 3.1 Perbandingan Mesin Bensin dan Mesin
Diesel
Langkah
|
Mesin
Bensin
|
Mesin
Diesel
|
Hisap
|
Campuran Udara dan bahan bakar dihisap
dalam ruang bakar oleh adanya vacuum
|
Hanya udara yang dihisap.
|
Kompresi
|
Piston menyemprotkan campuran udara dan
bahan bakar
|
Piston mengkompresikan udara untuk menambah
tekanan ± 500 – 8000C
|
Pembakaran
|
Api busi membakar campuran yang telah dikompresikan
|
Bahan bakar diinjeksi kedalam udara yang
panas dan tekanan yang tinggi setelah dikompresikan dimana ia terbakar
|
Buang
|
Piston mendorong keluar gas bekas dari
silinder
|
Piston mendorong keluar gas bekas dari
silinder
|
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar
torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Prinsip kerja
motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia
di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan
oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel
terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
3.4 Langkah
Kerja Mesin Diesel
Berikut urutan langkah kerja dari mesin
diesel :
1. Langkah Masuk
Pada saat langkah pemasukan, piston bergerak
dari TMA ke TMB. Dengan bergeraknya piston maka akan menghisap udara luar.
Adapun katup yang membuka adalah katup masuk dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka
piston akan bergerak dari TMB ke TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang
ada di ruang bakar segera dikompresikan atau dipampatkan. Adapun katup masuk
dan katup buang dalam keadaan tertutut dengan demikian udara tidak akan keluar.
3. Langkah Tenaga atau Pembakaran
Pada saat langkah kompresi maka langkah
piston TMA bahan bakar yang berada dalam nozel disemprotkan dalam ruang bakar
berupa kabut , maka dengan sendirinya akan terjadi pembakaran. Dari proses ini
lah akan terdorong piston dari TMA ke TMB sedang katup masuk dan buang masih
dalam keadaan tertutup.
4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan
bergerak dari TMB ke TMA, dengan gerakan piston ini maka akan mendorong gas
hasil pembkaran pada saat langkah tenaga, pada saat ini katup buang membuka
sedang katup masuk akan tertutup.
5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam
keadaan 620 sebelum TMA dan langkah diakhiri 180 sesudah
TMA. Diantara 600 sebelum TMA dan sesudah TMA digunakan injector
untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.
3.5
Mengontrol Output Mesin Diesel
Bahan bakar diinjeksikan kedalam udara yang
telah dipanaskan untuk menaikan temperatur udara disebabkan besarnya kompresi,
menyebabkan bahan bakar terbakar. Untuk memperoleh tekanan kompresi tinggi maka
udara yang masuk ke silinder harus banyak. Output mesin dikontrol oleh
pengontrol bahan bakar yang diinjeksikan.
Gambar 3.7 Proses penginjeksian keruang bakar
Pada mesin bensin dikontrol oleh membuka dan
menutupnya throttle valve dengan cara banyaknya campuran udara dan bahan.
Tabel 3.2 Karakteristik mesin diesel dan
mesin bensin
Type Engine
|
Karakter Engine
|
Mesin Bensin
|
Dikontrol oleh pengontrolan banyaknya campuran udara
dan bahan bakar yang disuplai ke silinder dengan menggunakan throttle valve
|
Mesin Diesel
|
Dikontrol oleh pengontrolan banyaknya bahan bakar yang
diinjeksikan (Banyaknya udara yang masuk ke silinder tidak diatur).
|
3.5.1 Bagian Penting Saat Pemeliharaan
Pada mesin diesel,
kompresi adalah bagian yang paling penting dalam pemeliharaan, pengaruhnya pada
output mesin, pembakaran bahan bakar – sebab proses pembakaran tergantung
sempurna tidaknya yang dilakukan kompresi terhadap udara.
3.6 Siklus Pembakaran
3.6.1 Siklus
Pembakaran dan Temperatur
Grafik 3.8 Perbandingan Kompresi dan Temperatur
Grafik diatas
memperlihatkan hubungan antara perbandingan kompresi, tekanan kompresi dan
temperature dengan ketentuan tidak ada kebocoran antara piston dan silinder.
Contoh :
·
Perbandingan kompresi 16 tekanan
kompresi 50 kg/cm2 dan temperature udara 5600c
3.6.2 Mudah Terbakarnya Minyak Diesel
·
Bahan
bakar diinjeksikan kedalam ruang bakar dan dapat terbakar secara spontinitas
oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur udara yang
dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar terbakar secara spontinitas.
·
Penggunakan
perbandingan kompresi yang tinggi atau bahan bakar dengan titik bakar (ignition point) yang rendah akan
memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar.
·
Nilai
kemampuan bahan bakar untuk cepat terbakar adalah angka cetane (cetane number) angka cetaen
sekurang – kurangnya 40 – 45.
Nilai
cetan terdiri dari komponen :
1.
Cetane :
100
2.
Alpha methylnaphthalene : 0
3.
heptane thylnonane :
15
Angka cetane
yang mengandung Alphane
thylnaphthalene memperoleh formula dari :
Rumus
:
3.6.3 Proses Pembakaran Mesin Diesel
Grafik 3.9 Proses Pembakaran Mesin Diesel
1.
Saat tertundanya pembakaran (Ignition
Delay) A B
Tahap
persiapan pembakaran dimana partikel – partikel yang sempurna dari bahan bakar
yang diinjeksikan bercampur dengan udara dalam silinder untuk dibentuk menjadi
campuran yang mudah terbakar. Peningkatan tekanan secara konstan terjadi sesuai
dengan sudut poros engkol.
2.
Saat Perambatan Api (Flame
Propagation) B C
Berakhirnya
phase pertama, campuran yang mudah terbakar telah dibentuk dalam bermacam –
macam bagian dalam silinder dengan awal pembakaran dalam beberapa tempat, api
ini akan merambat dengan kecepatan sangat tinggi sehingga campuran terbakar
secara explosive (Letupan),
menyebabkan tekanan dalam silinder naik dengan cepat, saat ini disebut phase
pembakaran explosive (Letupan).
3.
Saat Pembakaran Langsung (Direct
Combustion) C D
Pembakaran
langsung dari bahan bakar yang diinjeksikan dalam suatu tempat selama phase ini
sesuai dengan terbakarnya bahan bakar dengan adanya api dalam silinder.
Pembakaran dapat dikontrol oleh jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dalam
phase ini, dan disebut pengontrolan periode pembakaran.
4.
Pembakaran Lanjut (After Burning)
D E
Akhir
penginjeksian pada titik D, tetapi sebagian bahan bakar masih ada dalam ruang
bakar untuk dibakar secara kontinyu. Apabila phase ini terlalu lama, maka suhu
gas buang bekas naik yang akan menyebabkan efesiensi menurun.
3.7 Knocking
Diesel
Apabila
terlalu banyak bahan bakar yang diijeksikan selama periode pembakaran tertunda,
maka campuran yang terbakar akan berlebihan, telalu lamanya phase ini (perambatan api) menyebabkan terlalu
cepat naiknya tekanan dalam silinder sehingga menimbulkan getaran dan bunyi (knock).
3.7.1 Cara Mengatasi Diesel Knocking
·
Gunakan
bahan bakar dengan nilai cetane yang
tinggi.
·
Menaikan
temperatur udara dan tekanannya saat mulai injeksi.
·
Mengurangi
volume injeksi saat mulai penginjeksian bahan bakar.
·
Menaikan
temperatur ruang bakar ( ruang tempat penginjeksian ).
3.7.2 Untuk Mencegah Knocking
Tabel 3.3 Metode Untuk Mencegah Knocking
ITEM
|
MESIN DIESEL
|
MESIN BENSIN
|
Perbandingan Kompresi
|
Dinaikan
|
Diturunkan
|
Temperatur udara yang disuplai
|
Dinaikan
|
Diturunkan
|
Tekanan Kompresi
|
Dinaikan
|
Diturunkan
|
Temperatur Silinder
|
Dinaikan
|
Diturunkan
|
Titik Pembakaran Bahan Bakar
|
Diturunkan
|
Dinaikan
|
Saat
Tertundanya Bahan Bakar (Ignition Delay)
|
Diperpendek
|
Diperpanjang
|
3.7.3 Perbandingan
Antara Diesel dan Bensin (KNOCKING)
Grafik 3.10 Proses Pembakaran Mesin Diesel
Secara fisik knocking diesel dan bensin penyebabnya sama yaitu karena naiknya
tekanan yang tinggi karena terlalu cepatnya bahan bakar terbakar.
·
Diesel knocking terjadi saat awal pembakaran.
·
Bensin knocking terjadi saat akhir pembakaran.
3.8 Kesempurnaan
Mesin
3.8.1 Metode
Pengerasan PLASTIC – REGION
Grafik 3.11 Metode Pengerasan Plastic – Region
Ketika baut dikeraskan sampai bagian
elastisitasny (elastic region)
berakhir hanya baut yang mempunyai perubahan sudut putar tapi sisa momennya
sama. Masing – masing area disebut plastic
- region.
3.8.2 Pelapis
Silinder (cylinder Liner)
Cylinder Liner ada 2 tipe, tipe basah dan tipe kering.
Dry
Cilinder Liner Type lubangnya
dihaluskan setelah dipress kedalam blok silinder. Pelapis silinder ditambahkan
tonjolan untuk mencegah gasket kepala silinder terbakar dengan adanya tekanan
gas panas.
3.9 Cylinder Head Gasket
Untuk menyempurnakan daya tahan gasket
terhadap kebocoran maka tipe gasket steel
laminated banyak digunakan. Ketebalan
gasket cylinder head tergantung pada jenis mesin, untuk memilihnya, lakukanlah
pengukuran besarnya tonjolan dari piston terhadap blok silinder atas.
3.10 Piston
Gambar 3.12 Piston
Beberapa piston dilengkapi penahan panas (Heat Dam). Celah pegas piston dibuat
dari FRM (Fiber Reinforced Metal) paduan khusus aluminium dan ceramic fiber
tujuannya mencegah keausan piston ring yang disebabkan panas yang berlebihan
pada piston ring no.1.
3.11 Piston
Ring
Gambar 3.13 Piston Ring
Ring semi
keystone digunakan untuk pegas kompresi no.1 dan sebuah taper ring atau
taper Undercut ring untuk pegas
kompresi no.2 dan pegas oli yang dilengkapi coil atau tipe 3 buah pegas umumnya
digunakan untuk pegas oli.
3.12 Mekanisme
Katup
Gambar 3.14 Meknisme Katup Camshaft
Pada camshaft
gasoline engine atau diesel engine digerakan poros engkol melalui timing
belt atau timing gear, juga injection pump berputar untuk mengirim bahan bakar
bertekanan rendah ke injection nozzle. Saat penggantian timing belt harus pada
posisi yang di tentukan.
Gambar 3.15 Valve Timing Diagram (2L Engine)
3.13 Sistem Pelumasan
3.13.1 Oil Cooler
Gambar 3.16 Oli Cooler
Pada mesin diesel oli didinginkan oleh air
pendingin (oil cooler) setelah didinginkan
kemudian dialirkan ke masing – masing komponen mesin.
Relieve
valve dipasangkan untuk
mencegah kerusakan pada pendingin oli disebabkan bertambahnya kekentalan oli
saat temperatur rendah. Ketika terjadi perbedaan tekanan antara Inlet dan Outlet pada oil cooler naik ± 1.5 Kg/cm2 atau lebih
relieve valve akan membuka dan oli akan mengalir dari bypasss kepompa oli, oil cooler dan komponen mesin lainnya.
3.13.2 Oil Nozzle
Oil nozzle biasanya
dipasangkan didalam blok silinder untuk mendinginkan bagian dalam piston,
sebagian aliran oli dari oil main gallery
dalam blok silinder tepat melalui check
valve dan diinjeksikan dengan tekanan rendah dari nosel oli untuk
mendinginkan bagian dalam piston.
Sebuah pegas dan check
ball terdapat pada check valve yang
berfungsi untuk memutuskan pengiriman oli ke oil nozzle apabila tekanan oli rendah
± 1.4 Kg/cm2. Untuk mencegah tekanan oli turun terlalu rendah dalam
sirkuit pelumasan.
Ada 2 tipe check valve :
1. Satu
check valve untuk masing – masing
nosel (2L Engine).
2.
Single
Check Valve bekerja untuk semua nosel (2C Engine).
3.14 Priming
Pump
Apabila tanki bahan
bakar kosong atau saat mengganti saringan dan nosel, udara dapat masuk kedalam
sistem bahan bakar, kemungkinan udara akan masuk ke feed pump atau injection pump
plunger sehingga mesin tidak bisa hidup.
Priming pump membuang udara dari system bahan bakar
sebelum mesin dihidupkan.
Cara kerja :
Gambar 3.17 Priming Pump
·
Tekan pump handle
diaphragma kebawah dan bahan bakar / udara dalam ruang pompa akan membuka check valve dan mengalir kesaringan
bahan bakar. Saat yang sama inlet check
valve akan menutup dan memcegah bahan bakar mengalir kembali.
·
Bila handle pompa
dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan diaphragma
keposisi semula dan menimbulkan vacum
didalam ruang pompa. Menyebabkan inlet
valve terbuka disebabkan adanya vakum dan bahan bakar mengalir kedalam
ruang pompa. Saat yang sama outlet check
valve akan menutup mencegah kembalinya aliran bahan bakar dikirimkan
kesaringan bahan bakar.
3.14.1 Membuang
Udara dari Sistem
1.
Membuang udara keluar dari system dengan mengoprasikan
priming pump. Saringan bahan bakar dan pompa injeksi akan penuh bahan bakar ketika
tahanan pompa naik dan kemudian hentikan.
2.
Kendorkan semua mur pipa union pada sisi penahan nosel.
3.
Start mesin untuk membuang udara dan bahan bakar yang
bertekanan keluar dari pompa injeksi.
3.15 Glow Plug
Gambar 3.18 Coventional Type
Ada beberapa tipe
busi pijar :
·
Tipe biasa (conventional)
·
Tipe mengontrol temperatur sendiri (self temperature controlling yang terdiri dari conventional precheating dan new
super preheating)
·
Tipe tegangan rendah untuk superglow plug biasa.
Dalam tube diisi
dengan komponen yang diisolasi untuk mencegah coil pemanas kontak pada
permukaan dalam tabung ketika ada getaran.
3.15.1 Glow Plug Tipe Self Temperatur Controlling
Gambar 3.19 self temperature controlling type
Bila glow plug dialiri arus listrik,
temparatur dari rush coil dibagian
tepi glow plug pertama kali mulai
pemanas, menyebabkan menjadi panas dan berwarna merah. Selama tahanan listrik
dari balance dan break coil naik tajam, banyaknya arus pada rush coil berkurang, dan glow
plug mengontrol sendiri temperaturnya.
3.16 Fuel System Of Diesel Engine
Gambar 3.20 VE Type Injection Pump Fuel
System
Gambar 3.21 IN-Line Type Injection Pump Fuel
System
Injection pump dan nozzle
sangat peka terhadap keberadaan air didalam bahan bakar. Untuk pengoprasian
yang sempurna, sangat kritis bahwa air tidak boleh mencapai komponen ini. Juga clereance pada bagian injection pump dan nozzle sangat kecil, kontaminasi yang disebabkan air karat dan
kotoran – kotaran akan merusak komponen – komponen tersebut.
Untuk mengatasi hal
tersebut maka sedimeter dan saringan
bahan bakar harus terpelihara dengan baik.
3.16.1 Pompa Injeksi
Gambar 3.22 Injektion Pump
Cara kerja :
1.
Feed pump type
vane, mengalirkan bahan bakar dari tanki melalui water sedimeter dan fuel
filter kemudian dikirimkan ke Inner
pump housing.
2.
Pressure regulator
valve mengontrol tekanan bahan bakar yang ada pada pompa injeksi.
3.
Kelebihan bahan bakar dikembalikan ketangki melalui pipa overflow melewati screw (berlubang). Ini membantu mendinginkan bagian – bagian pompa
injeksi yang bergerak.
4.
Camplate digerakan oleh pump drive shaft, plunyer pump bersatu
didalam camplate dan bahan bakar di
alirkan oleh gerak putar dan gerakan bolak – balik plunyer.
5.
jumlah bahan bakar yang diinjeksika diatur oleh mekanikal
governor.
6.
Injection timing diatur oleh tuner piston yang bekerjanya berdasarkan
tekanan bahan bakar.
7. Fuel cut – off solenoid digunakan untuk
menutup aliran bahan bakar kedalam pompa plunyer
bila stater switch diputar ke
posisi OFF.
8. Delivery valve mempunyai 2 fungsi :
·
Untuk mencegah bahan bakar dari pompa injeksi kembali ke plunyer dan menghisap sisa bahan bakar dari
nozel pada akhir injeksi.
Tekanan injeksi
pada Direct injection 200 – 300 Kg/cm2 (2,840 – 4,270 Psi = 19610 –
29420 Kpa)
Untuk Indirect
Injection 80 – 150 Kg/cm2 (1,140 – 2,130 Psi)
3.16.2 Feed Pump
Gambar 3.23 Feed Pump
3.16.3 Fuel Cut Off Solenoid
Gambar 3.24 Fuel Cut Off Solenoid
Mematikan mesin
dilakukan dengan menghasilkan pengingiriman bahan bakar. Saluran dari pump housing ditutup dan pengiriman
bahan bakar yang bertekanan dihentikan fuel
cut off solenoid yang dirancang untuk menutup saluran bahan bakar bila
switch dimatikan (posisi lock) mengakibatkan mati.
3.17 Turbocharger
3.17.1 Motor Bakar Dengan Turbocharger
Sebuah motor 4
langkah dikatakan turbocharger
apabila tekanan hisapnya lebih tinggi dari pada tekanan atmosfer sekitarnya.
Hal ini diperoleh dengan jalan memaksa udara atmosfer masuk ke dalam silinder
selama langkah hisap, dengan pompa udara yang disebut turbocharger.
Turbocharger memanfaatkan energy yang terkandung dalam gas buang untuk menggerakkan
kompresor sehingga lebih efektif menaikkan mean
effective pressure (mep) dibandingkan dengan metode supercharger, tanpa perlu menaikkan kecepatan mesin, jumlah maupun
langkah silinder, maupun kecepatan rata-rata piston.
Gambar 3.25 turbocharge
Tekanan efektif
rata-rata (mep) mesin diesel
menggunakan turbocharger mencapai
sekitar 160 - 230 psi dengan penambahan daya sekitar 75% - 100 % dibandingkan
mesin diesel tanpa turbocharger.
Persyaratan utama turbocharger
terletak pada ketahanan dinding silinder dalam menerima gaya tekan yang
meningkat dalam silinder. Dan perbandingan berat dan daya yang dulunya 10 : 1
sekarang dapat mencapai 6 : 1.
Untuk mencapai daya
output optimum maka efisiensi volumetris dan laju pembilasan gas bekas harus
ditingkatkan. Untuk mencapai keadaan ini maka kompresi rasio harus dikurangi
sedikit dan perubahan katup overlap. Secara keseluruhan, semua turbocharger memiliki tiga sistem dasar
yaitu turbin, kompressor dan assembling
bantalan.
Perbedan-perbedaan
yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit udara yang
dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, desain roda turbin dan
konstruksi yang berbentuk volute
ataupun nozzle sangat menentukan
kecepatan aliran gas yang akan menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin
mulai digerakkan maka gas buang akan memasuki rumah turbin yang berbentuk
volute dengan variasi ruang yang semakin kecil dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi ini akan digunakan untuk memutar
turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke atmosfir.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diesel Engine
Adalah suatu
pesawat yang dapat merubah energy panas menjadi energy mekanik dimana panas
tersebut didapat dari proses pembakaran antara minyak solar yang diinjeksikan
kedalam silinder pada akhir langkah kompresi dengan udara bertekanan 30 Kg/cm2
dan temperatur 5000 – 8000 c.
4.1.1 Perbedaan Utama Mesin Diesel dan Mesin
Bensin
Tabel 4.1 Perbedaan Utama Mesin Diesel dan Mesin Bensin
No
|
ITEM
|
MESIN BENSIN
|
MESIN DIESEL
|
1
|
SIklus Pembakaran
|
OTTO
|
SABATHE
|
2
|
Perbandingan Kompresi
|
6 – 12
|
15 – 22
|
3
|
Bentuk Ruang Bakar
|
Sederhana
|
Rumit
|
4
|
Pencampuran Bahan Bakar
|
Karburator / Air Intake Chamber (EFI)
|
Ruang Bakar
|
5
|
Metode Penyalaan
|
Percikan Bunga Api Busi
|
Terbakar Sendiri
|
6
|
Metode Sumber Bahan Bakar
|
Karburator
|
Injection Fuel Pump + injector
|
7
|
Bahan bakar
|
Bensin
|
Solar
|
8
|
Getaran Suara
|
Kecil
|
Besar
|
9
|
Efesiensi Panas (%)
|
22 – 30 %
|
30 – 40 %
|
10
|
Pemakaian bahan bakar spesifik
|
200 – 250 gr/Pk.jam
|
160 – 223 gr/Pk.jam
|
Siklus pembakaran adalah perubahan keadaan berturut –
turut yang dialami sejumlah gas, sehingga kembali kekeadaan semula, baik
tekanan, temperatur maupun volumenya.
4.1.2 3 Macam Siklus Pembakaran
1.
Siklus
OTTO
Suatu
proses keliling dengan volume tetap yang terjadi pada mesin bensin 4 tak,
dimana pembakarannya menggunakan busi.
4.2 Pompa Injeksi Inline
4.2.1 Spesifikasi
Pompa :
·
Pompa
injeksi tipe Inline
·
Pompa 4
lubang
·
Governor
tipe mekanis
4.2.2 Persiapan
kerja
4.2.2.1 Keselamatan Kerja
1.
Sebelum
melakukan praktikum pakailah APD yang sesuai.
2.
Siapkan
alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
3.
Pakailah
alat sesuai dengan fungsinya.
4.
Selama
kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
5.
Selalu
jaga kebersihan lingkungan dan alat kerja.
6.
Letakkan
benda kerja dan alat kerja pada tempatnya.
7.
Pastikan
benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh.
8.
Setelah
melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda kerja yang
tertinggal.
4.2.2.2 Alat Dan Bahan
·
Satu unit
Pompa injeksi tipe In-line.
·
Satu
unit tool box Krisbow.
·
Bak
Plastik.
·
Kain
lap (seperlunya).
·
1 unit
Tracker
4.2.3 Langkah
Pembongkaran
1.
Lepas
pipa tekanan tinggi dari masing-masing delivery valve.
2.
Lepaskan
Automatic Gear Timer Injection Pump.
·
Lepas Mur
Gear.
·
Lepas
Gear Dari PorosUtama.
3.
Lepaskan
Penghubung saluran-saluran bahan bakar masuk ke injection pump dan pompa
pengalir.
·
Lepas
saluran bahan bakar masuk pompa pengalir.
·
Lepas
saluran bahan bakar masuk pompa injeksi.
4. Lepaskan pompa pengalir injection pump.
5. Lepas Governor cover (tiap type memiliki baut
pengikat yang berbeda) baut heksagonal atau baut min.
·
Lepas
semua baut pengikat governor.
·
Lepaskan cover
governor.
6. Lepas Governor Sentrifugal.
·
Lepaskan
flyweight.
7. Lepaskan adjusting shaft dan linkage.
·
Lepaskan
adjusting lever shaft.
·
Lepaskan
linkage.
·
Lepaskan retrun
spring.
8. Lepaskan kopling dan gear penghubung dengan
menggungakan SST.
·
Lepaskan
clutch dan gear penghubung.
·
Lepaskan
pulley clutch menggunakan SST berupa tracker.
9.
Lepaskan
Delevery Valve.
·
Buka
pengunci delevery valve.
·
Buka
delevery valve holder.
·
Lepaskan
pegas-pegas delivery dan katup delivery.
10. Lepaskan Tutup pompa injeksi.
·
Lepaskan
kedua baut pengikat.
·
Lepaskan
plat penutup pompa injeksi.
11. Lepaskan Flat Plate Plug.
·
Dengan
menggunakan kunci shok buka penutup flet plate plug pada bagian
bawah pompa injeksi.
12. Lepaskan Flens Pompa Injeksi.
4.2.4 Langkah
Pemeriksaan
4.2.4.1 Pemeriksaan Pompa Pemindah
1.
Memeriksa
piston (no.9), batang pendorong (no.10) dan rumah pompa dari keausan atau
kerusakan.
Celah
standar :
Piston
= 0,009-0,013 mm
Batang
pendorong= 0,003-0,006 mm.
2.
Memeriksa
keausan Check valvedan dudukan katup.
3.
Memeriksa
keausan tappet dan roller.
4.
Memeriksa
kemungkinan kerusakan pada katup pengatur dan pegas piston.
5.
Pemeriksaan
tekanan dan isapan pada pompa dengan cara menutup lubang masuk pompa priming
dengan jari kuat-kuat.
4.2.4.2 Pemeriksaan Katup pemberi (Delivery Valve)
sebagai berikut :
1.
Menarik
katup ke atas dan menutup lubang pada bagian dasar dudukan katup dengan ibu
jari. Bila katup dilepaskan akan turun dengan cepat dan
berhenti di tempat ring pembebas menutup dudukan lubang katup. Bila tidak
demikian berarti katup rusak dan diganti satu set.
2.
Menutup
lubang dasar dudukan katup dengan ibu jari. Selanjutnya
katup dimasukkan ke dalam dudukan katup dan ditekan dengan jari.
Bila jari dilepaskan katup akan naik ke atas pada posisi semula dan bila tidak
demikian berarti katup telah aus, dan harus diganti satu set.
3.
Menarik
katup ke atas. Bila katup dilepaskan katup akan turun akibat
beratnya sendiri. Bila rusak harus diganti satu set.
4.1.4.3 Pemeriksaan Plunyer dan Silinder/Barrel
diperiksa sebagai
berikut :
1.
Memiringkan
sedikit silinder dan mengeluarkan plunyer. Bila plunyer dilepaskan akan turun
pelan-pelan oleh beratnya sendiri. Selanjutnya plunyer diputar dan melakukan
pemeriksaan sepertisebelumnya. Bila pada satu posisi tidak baik, plunyer dan
silinder diganti satu set.
2.
Pemeriksaan
Control rack dan pinion Pemeriksaan ini dilakukan dengan permukaan gigi pinion
dari kerusakan atau keausan.
3.
Pemeriksaan
tappet dan roller dan bushing dari kemungkinan aus dan
kerusakan. Diperiksa pula kelonggarannya pada kondisi terpasang.
4.
Pemeriksaan
poros nok dari keausan dan kerusakan. Diperiksa pula perapat olinya,
bantalannya.
4.2.5 Langkah Perakitan
1. Pasang Flens Pompa Injeksi.
2. Pasang Flat Plate Plug.
·
Dengan
menggunakan kunci shok pasang penutup flet plate plug pada bagian
bawah pompa injeksi.
3. Pasang kembali tutup pompa injeksi.
·
Pasang
plat penutup pompa injeksi.
·
Pasang kedua
baut pengikat
4. Pasang Delevery Valve.
·
Pasang
kembali pegas-pegas delivery dan katup delivery.
·
Pasang delevery
valve holder.
·
Pasang pengunci
delevery valve.
5. Pasang kopling dan gear penghubung dengan
menggunakan SST.
·
Pasang kembali pulley
clutch.
·
Pasang
clutch dan gear penghubung.
6. Pasang adjusting shaft dan linkage.
·
Pasang
retrun spring.
·
Pasang
linkage.
·
Pasang
adjusting lever shaft.
7. Pasang Governor Sentrifugal.
·
Pasang
flyweight.
8. Pasang Governor cover (tiap
type memiliki baut pengikat yang berbeda) baut heksagonal atau baut min.
·
Pasang Spring
kontrol.
·
Pasang
semua baut pengikat governor.
9. Pasang kembali pompa pengalir injection
pump.
10. Pasang Automatic Gear Timer Injection
Pump.
·
Pasang Gear
Dari PorosUtama.
·
Pasang
Mur Gear.
11. Pasang Penghubung saluran-saluran bahan
bakar masuk ke injection pump dan pompa pengalir.
·
Pasang saluran
masuk oli pelumas.
·
§ Pasang
saluran bahan bakar masuk pompa injeksi.
·
§ Pasang
saluran bahan bakar masuk pompa pengalir.
12. Pasang kembali pipa tekanan tinggi dari
masing-masing delevery valve.
4.3. Turbocharge
4.3.1. Spesifikasi
turbocharge
·
Turbocharge
tipe air liquid cooler
4.3.2. Persiapan
kerja
4.3.2.1. Keselamatan Kerja
1.
Sebelum
melakukan praktikum pakailah APD yang sesuai.
2.
Siapkan
alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
3.
Pakailah
alat sesuai dengan fungsinya.
4.
Selama
kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
5.
Selalu
jaga kebersihan lingkungan dan alat kerja.
6.
Letakkan
benda kerja dan alat kerja pada tempatnya.
7.
Pastikan
benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh.
8.
Setelah
melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda kerja yang
tertinggal.
4.3.2.2
Alat
Dan Bahan
·
Satu
unit Pompa injeksi tipe In-line.
·
Satu
unit tool box Krisbow.
·
Bak
Plastik.
·
Kain
lap (seperlunya).
·
1 unit
Tracker
4.3.3 Langkah
Pembongkaran
4.3.3.1 Sebelum Pembongkaran
1. Sebelum pembongkaran/pelepasan, pelajari dulu
buku petunjuk dan beri pehatian secara mendalam tentang cara urutan kerja yang
benar dan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan tempat untuk suku cadang yang akan
dibersihkan ditaruh.
3. Pergunakanlah peralatan yang sesuai dan dengan
cara bertahap-tahap untuk bongkar pasang.
4. Atur bagian-bagian yang telah dilepas
sedemikian rupa, hingga bagian-bagian dari blower dan turbin berada terpisah.
5. Perhatikan bagian-bagian mesin.
4.3.3.2 Pembongkaran
1. Kosongkan air radiator melalui lubang drain
pada bagian bawah radiator dengan menggunakan bak.
2. Lepas saluran olie yang menghubungkan antara
carter dengan turbocharger
3. Kendorkan mur slang dan lepas slang yang
menghubungkan antara rumah kompresor dengan filter udara.
4. Kendorkan mur slang dan lepas slang yang
menghubungkan antara turbocharger dengan intake manifold.
5. Lepas knalpot dengan melepas baut
yang menghubungkan antara saluran knalpot dengan rumah turbin pada turbocharger
serta lepas penyangga yang teruat dari karet dengan hati2.
6. Lepas mur yang menghubungkan antara ekshaust
manifold dengan turbocharger.
7. Lepas rumah waste gate valve yang terhubung
dengan engine stand kemudian lepas slang yang menghubungkan antara rumah
kompresor dengan rumah waste gate valve.
8. Lepas kawat pengunci yang menghubungkan antara
tuas rumah waste gate valve dengan waste gate valve.
9. Letakan turbocharger ditempat yang aman serta
berikan alas majun pada bagian bawah turbocharger untuk mencegah tetesan olie
dari turbocharger agar tidak tercecer dilantai.
10. Lepas
rumah kompresor dengan melepas snap ring pada bagian bawah
rumah kompresor.
11. Lakukan hal yang sama untuk melepas bagian
rumah turbin
4.3.4 Pemasangan
1.
pasang
snap ring untuk menghubungkan antara tuas waste gate valve dengan waste gate
valve.
2.
Pasang rumah
waste gate valve yang hubungkan dengan engine stand kemudian
pasang slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan rumah
waste gate valve.
3.
Pasang mur
yang menghubungkan antara ekshaust manifold dengan turbocharger.
4.
Pasang knalpot
dengan memasang baut yang menghubungkan antara saluran knalpot dengan rumah
turbin pada turbocharger serta pasang penyangga yang terbuat dari karet
dengan hati2.
5.
pasang
slang yang menghubungkan antara turbocharger dengan intake manifold.
6.
pasang slang
yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan filter udara.
7.
Pasang
saluran olie yang menghubungkan antara carter dengan turbocharger
8.
Isi air
radiator.
4.3.4.1 Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam
Pemasangan
1. Hati hati dalam memasang kembali semua bagian
dan perhatikan kedudukan semuai bagian bagian tersebut.
2. Yakinkanlah bahwa semua kelonggaran dan
toleransi bagian bagian tersebut sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
3. Sesudah memasang kembali, yakinkanlah bahwa
tidak ada bagian bagian yang tertinggaldan bahwa poros dapat
berputar bebas bila diputar dengan tangan.
4. Yakinkanlah bahwa seluruh ring (washer) cotter
pins berada pada kedudukan yang benar.
4.3.5 Hasil Pengamatan
1. Pengamatan aliran udara
a. Aliran gas buang mengalir melalui exhaust
manifold menuju turbocharger kemudian menabrak sudu-sudu dari turbin dan
mengakibatkan turbin berputar.
b. Karena turbin dan blower atau kompresor pada
satu poros, turbin akan menggerakan blower untuk berputar.
c. Putaran
dari blower ini yang digunakan untuk menaikan tekanan dari udara masuk yang
nantinya dialirkan menuju intake manifold.
2. Pengamatan aliran air pendinginan
a.
Aliran
pertama : air mengalir dari radiator menuju thermostat, kemudian menuju pompa
dan kemudian water jacket pada block engine. Keluar dari block
engine air tersebut dialirakan menuju radiator kembali. Untuk dapat mengalirkan
air maka diperlukan pompa air yang bisanya berjenis sentrifugal.
Radiator – thermostat – pompa –
water jacket – radiator
b.
Aliran
kedua : karena adanya hisapan dari pompa maka air pendinginan pada turbocharger
dapat mengalir melalui beberapa tahap yaitu, air mengalir dari radiator
kemudian menuju turbocharger.
Radiator – turbocharge –
pompa pengalir – kembali
4.4 Pompa Pengalir
4.4.1 Pembongkaran, Pemeriksaan Dan Pemasangan
Pompa Pengalir Tipe Plunger.
4.4.2 Alat Dan
Bahan :
·
Kunci
pas dan ring 1 set
·
Kunci
sock 1 set
·
Obeng
·
Tang
·
Gelas
ukur
·
Jangka
sorong
·
Ragum
4.4.3 Keselamatan
Kerja
1.
Sebelum
melakukan praktikum pakailah seragam praktek yang dianjurkan.
2.
Siapkan
alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
3.
Pakailah
alat sesuai dengan fungsinya.
4.
Selama
kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
5.
Jaga
kebersihan lingkungan dan alat kerja.
6.
Letakkan
benda kerja dan alat kerja pada tempat yang aman.
7.
Pastikan
benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh agar menghindari cacat.
8.
Setelah
melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda kerja yang
tertinggal.
9.
Bersihkan
tempat kerja setelah melakukan praktikum sesuai dengan keadaan semula.
4.4.4 Langkah
kerja
1.
Langkah
pembongkaran
·
Lepaskan
pompa pengalir dari pompa injeksi pada kendaraan dengan membuka ketiga baut
pengikatnya.
·
Tahan
pompa pengalir menggunakan ragum sebelum membongkar.
·
Lepaskan
nipple saluran masuk maupun keluarnya menggunakn kunci pas.
·
Lepaskan
pompa priming dari pompa pengalir.
·
Buka
tutup rumah piston menggunakan kunci ring kemudian lepaskan satu persatu
komponen didalamnya seperti pegas pengembali dan torak.
·
Keluarkan
pegas pengembali dan torak.
·
Kemudian
lepaskan snap ring pengunci nok.
·
Lepaskan
nok dari housing.
·
Kemudian
letakan semua komponen secara teratur.
4.4.5 Langkah Pemeriksaan Dan Pengukuran
1. Ukur diameter dari piston
2. Ukur panjang bebas pegas pengembali
3. Ukur langkah dari torak dengan cara mengukur
kedalaman letak torak di dalam housing. Ukurlah berapa kedalaman sebelum dan
setelah nok ditekan menggunakan jangka sorong kedalaman. Kemudian hitung berapa
selisih tersebut.
4. Ukurlah panjang dari torak.
5. Hitung berapa jumlah perkiraan volume bahan
bakar yang dapat disemprotkan setiap satu langkah nok.
6. Amati kondisi dari nok apakah sudah aus atau
tidak.
7. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat
disemprotkan pleh pompa pengalir menggunakan tabung ukur.
8. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat
disemprotkan pleh pompa priming menggunakan tabung ukur.
9. Periksa keadaan dari pompa priming apakah
masih dapat bekerja atau tidak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara
menekan pompa priming apakah macet atau tidak.
4.4.6 Langkah
pemasangan
1. Pasang kembali nok pada housing dan pasang
kembali snap ring. Jangan lupa untuk memasang batang pendorong sebelum memasang
kembali nok.
2. Kemudian pasang kembali torak dan pegas
pengembali.
3. Pasang tutup torak dan pegas pengembali.
4. Pasang kembali pompa priming
5. Pasang kembali pegas-pegas yang terdapat pada
nipple masuk maupun nipple keluar sebelum mesang nipple.
6. Pasang semua nipple.
7. Pasang kembali pompa pengalir pada pompa
injeksi di kendaraan.
4.4.7 Hasil Praktikum
Tabel 4.2 Hasil Praktikum
No
|
Pengukuran
|
Hasil
pengukuran
|
1.
|
Panjang
pegas pengembali
|
67,75
mm
|
2.
|
Diameter
torak
|
21,76
mm
|
3.
|
Panjang
piston
|
18,05
mm
|
4.
|
Panjang
bebas piston sebelum ditekan
|
19,8
mm
|
5.
|
Panjang
bebas pisto setelah ditekan
|
8,35
mm
|
Dari data diatas kita dapat melakukan
perhitungan untuk memperkirakan volume penyemprotan bahan bakar yang
dikeluarkan oleh pompa penyalur dengan cara sebagai berikut :
2.
Langkah
kebebasan piston
L = panjang bebas piston sebelum ditekan –
penjang bebas piston setelah di tekan
= 19,8
– 8,35
= 11,55 mm
3.
Luas
penampang piston
A = phi / 4 x d2
=
phi / 4 x (21,76)2
= 372,033
mm2
4.
Volume
bahan bakar
V = A x L
=
372,033 x 11,55
=
4296,98 mm3
=
4,297 cm3
Dari hasil pengukuran terhadap berapa jumlah
volume pengeluaran bahan bakar dari pompa penyalur yaitu :
Tabel 4.3 Pompa Penyalur
No
|
Jenis pengeluaran
|
Jumlah volume (ml)
|
1.
|
Pompa
penyalur
|
2 – 3
|
2.
|
Pompa
priming
|
6
|
4.4.8 Troubleshooting
1. Kerusakan
nipple atau katup pada pompa pengalir dapat mengakibatkan kurangnya volume
pengeluaran bahan bakar atau kapasitas bahan bakar. Kerusakan ini dapat diatasi
dengan mengganti nipple atau seal pada nipple. Juga dapat dengan mengganti katup
masuk maupun katup keluar.
2. Korosi pada torak maupun pada silinder dapat
mengakibatkan kemacetan. Maka dari itu hindari torak dan silinder dari air.
Atau bersihkan torak dan silinder secara berkala. Bersihkan korosi menggunakan
kertas gosok halus pelan-pelan namun hal ini dapat mengurangi material dari
torak.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1.
Cara
kerja dari pompa injeksi tipe inline adalah :
·
saat
bahan bakar masuk ke silinder ( Barrel ) saat Plunger Posisi TMB.
·
Plunger
melangkah naik, bahan bakar di atas plunger bertekanan tinggi membuka delivery
valve, melalui pipa bertekanan tinggi.
·
Ketika
Helix ( Alur ) pada plunger bertemu dengan lubang by pass, tekanan di atas
plunger hilang karena bahan bakar dibocorkan lewat by pass dan tekanan menurun.
2.
Komponen
pompa iijeksi tipe in line terdiri dari :
·
plunyer
·
katup
pengalir
·
ruang
hisap
·
barel
·
kontrol
pinion
·
kontrol
sleve
·
batang
pengatur
·
flens
penggerak plunyer
·
pegas
plunyer
·
sekrup
penyetel
3.
prinsip
kerja turbocharger adalh dengan membalikkan udara sisa pembakaran ke proses
pembakaran selanjutnya yang akan meningkatkan efisiensi mesin sebesar 10-15%.
4.
komponen
turbocharger :
·
turbin
·
kompresor
5.
prinsip
kerja pompa pengalir adalah dengan mengalirkan bahan bakar dari tanki ke pompa
injeksi.
5.2 SARAN
1.
Dalam
melakukan pembongakaran dan pemasangan sebaiknya menggunakan alat yang SST dan
menempatkan alat pada tempatnya masing-masing
2.
Memperhatikan
prosedur keselatan kerja yang ada.
3.
Mengerkakan
sesuai buku petujuk yang ada.
4.
Dalam
proses pengerjaan hendaknya menaati standart yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://xlusi.com/2011/car-components/diesel/bagian-bagian-pompa-dan-pengaturan-volume-pada-diesel/
5. Buku TOYOTA New Steep 1
6. Buku TOYOTA New Steep 2
7. Buku Nasional Service Division PT. TOYOTA –
ASTRA MOTOR
8. New Team TOYOTA
9. DIAGNOSIS TOYOTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa titipkan komentar